Mahasiswa Singapura dan Pemuda Kampung Inisiasi Guyub Surabaya-Singapura
Kondisi pandemi yang masih terus berlangsung, rupanya tidak membatasi ruang dan semangat belajar di tengah masyarakat, baik lokal maupun internasional. Hal tersebut sejalan dengan inisiatif mahasiswa Singapore University of Social Sciences (SUSS) yang bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB Unair) dalam mengadakan acara Youth Expedition Project Goes Online (YEP-GO). Kegiatan ini mengajak anak-anak dan pemuda yang ada di Kampung Peneleh, Surabaya untuk belajar tentang potensi kampungnya dengan fasilitasi mahasiswa lokal dan internasional.
Kegiatan yang dicanangkan ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi anak-anak Kampung Peneleh untuk melakukan studi kolektif dalam forum virtual lintas negara. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep “Kampung Spirit” berkaitan dengan sejarah lokal dan kampung itu sendiri, serta untuk mengembangkan kemampuan anak-anak Kampung Peneleh dalam menggunakan teknologi digital khususnya dalam proses pembelajaran. Selain itu, peserta juga dapat belajar aktif dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris secara langsung dengan mahasiswa SUSS, serta sebaliknya, dimana para mahasiswa internasional pun dapat belajar Bahasa Indonesia atau bahasa daerah seperti Jawa dan Madura dari para pemuda Kampung Peneleh. Komunikasi bilingual hingga trilingual yang terjalin antara kedua kelompok ini memaknai pentingnya bahasa sebagai salah satu unsur penggerak kebudayaan. Oleh karenanya, acara ini memberikan banyak manfaat bagi warga lokal maupun mahasiswa yang saling belajar dari satu sama lain, tanpa adanya hirarki superior-inferior.
Sebagai bentuk apresiasi serta filosofi yang mendasari program ini, mahasiswa SUSS menyematkan sebutan Project Guyub untuk kegiatan ini. Kata Guyub diambil sebagai perwujudan “Kampung Spirit” yang dapat ditemui di berbagai kampung di Indonesia, khususnya Kampung Peneleh. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama tiga bulan, dimulai dari Sabtu, 24 April 2021 sebagai pertemuan pertama. Pertemuan dilakukan seminggu sekali secara daring menggunakan aplikasi Zoom. Kegiatan minggu pertama ini diisi dengan pengenalan masing-masing peserta yang mengikuti acara tersebut sekaligus permainan bahasa sebagai pencair suasana serta penutup sesi.
Sejalan dengan salah satu intisari Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan ini merupakan aktualisasi pengabdian kepada masyarakat. Melalui Project Guyub, para akademisi menciptakan ‘ruang semi-akademik’ di tengah masyarakat yang mendekatkan intelektualitas dengan kehidupan lokal sehari-hari. Kondisi yang memaksa pemberlakuan kebijakan belajar dari rumah bagi siswa telah mendorong civitas academica untuk hadir di tengah tantangan dan persoalan yang muncul sebagai respon atas kebijakan tersebut. Berbagai tekanan dan ketimpangan akses pendidikan menjadi salah satu alasan terselenggaranya Project Guyub. Kami percaya bahwa kegiatan triwulan ini dapat memfasilitasi kehidupan kampung sebagai ‘ruang kelas’ yang menyediakan kesempatan bereksplorasi melampaui batas-batas wilayah dengan pemanfaatan teknologi yang kian berkembang.
Pandemi Covid-19 yang telah menggelayuti masyarakat lebih dari satu tahun menjadi katalis untuk membuka ruang interkonektivitas antar negara. Kampung kota seringkali mendapatkan stereotip antitesis kemajuan teknologi. Project Guyub menampik stereotip itu dengan membuka pemahaman bahwa kampung kota adalah ruang strategis dalam membangun solidaritas dan pembelajaran melalui kedekatan sosial lintas batas. Para mahasiswa, peserta, dan pendukung program ini mengharapkan semangat gotong royong yang dipupuk bersama akan mengaktifkan moda ketahanan masyarakat, sehingga kaum muda di kampung maupun di kampus dapat saling membantu untuk menjadi generasi yang tangguh di masa depan. (Tim SEANNET Surabaya)