
La Nuit Des Idées, Pemutaran Film dan Talkshow Kolaborasi Pascasarjana UNAIR dan IFI Surabaya.
Sesi talkshow bertajuk Megacities: Sustainable Cities and Challenges (Foto: Dokumen pribadi)
Penulis : Syirly Aldira Syaifulloh | Editor: Rafli Noer Khairam.
Kota besar dan beragam permasalahan menjadi tema utama dalam acara pemutaran film dan talkshow bertajuk Megacities: Sustainable Cities and Challenges. La Nuit Des Idées merupakan kegiatan di mana beberapa film diputar untuk kemudian memilih salah satu yang terbaik dari beberapa film yang ditampilkan. Pemutaran film dan talkshow itu merupakan program kerja sama antara Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR), IFI Surabaya, dan MegaCities Short Doc.
Lina Puryanti, S.S., M.Hum. Ph.D., selaku pemateri menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk melihat sisi lain dari kota besar.
“Dalam pemutaran film tersebut, ditayangkan kondisi-kondisi terpinggir beberapa kota diantaranya, Bekasi, Mumbai, Sao Paulo, Jakarta, Shanghai, Delhi, Paris, Seattle, Jamshedpur, Cape Town, Panama, dan Zurich. Dalam tayangan film tersebut, terdapat banyak masalah yang terjadi pada kehidupan sosial dari berbagai negara,” jelasnya.
Film berjudul They Don’t Need to Know menjadi pilihan film favorit melalui voting yang dilakukan setelah semua film diputar. Film tersebut menampilkan kehidupan pemulung yang hidup dan tinggal di gerobak dorong yang berada pada bantaran sungai.
“Sebagaimana pemulung biasanya yang mengambil sampah sebagai kegiatannya, ada hal yang patut menyentil hati. Pemulung ini tak sekedar memulung sampah tapi mencari sampah di sungai,” ucap Lina.
“Selain upah yang digunakannya untuk makan, kegiatan mencarinya sampah di sungai jarang dilakukan oleh kebanyakan orang. Kakek tua pemulung memikirkan kondisi di mana sungai Jakarta sering tersumbat karena sampah,” sambungnya.
Berdasarkan cerita tersebut, film They Don’t Need to Know menjadi film terfavorit. Film ini dapat menyadarkan para penonton bahwasanya kesadaran diri untuk kebaikan alam itu perlu. Perjuangan yang begitu mulia, mampu mengetuk pintu hat, dan menyelamatkan ekosistem sungai. (*)