PENGUKUHAN MAHASISWA BARU PROGRAM KAJIAN SASTRA DAN BUDAYA, PUBLIKASI MENJADI PERHATIAN UTAMA
PENGUKUHAN MAHASISWA BARU PROGRAM KAJIAN SASTRA DAN BUDAYA, PUBLIKASI MENJADI PERHATIAN UTAMA
Pada tanggal 8 Agustus 2018, bersamaan dengan berlangsungnya rangkaian acara PKKMB 2018, Fakultas Ilmu Budaya juga mengadakan acara Pengukuhan Mahasiswa Baru S2 untuk program Kajian Sastra dan Budaya (KSB).
Selain mahasiswa baru S2, acara pengukuhan tersebut juga dihadiri oleh beberapa dosen, yakni dosen-dosen dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Bu Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum., Dr., dan Ibu Adi Setijowati, Dra., M.Hum., Dr., dosen dari Prodi Studi Kejepangan Pak Syahrur Marta Dwisusilo, S.S., M.A., Ph.D, dosen-dosen dari Prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Pak Kukuh Yudha Karnanta, S.S., M.A., dan Pak Gesang Manggala Nugraha Putra, S.S., M.Hum. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Program Studi (Kaprodi) KSB, Bu Nur Wulan, Dra., M.A., Ph.D, menerangkan mengenai persyaratan kelulusan yang paling penting, yakni publikasi jurnal ilmiah. “Mahasiswa program magister (S2) wajib melakukan publikasi artikel sebagai syarat yudisium. Pilihannya adalah: 1) prosiding internasional terindeks Scopus, 2) jurnal nasional terakreditasi, 3) jurnal nasional terakreditasi DOAJ, dan 4) jurnal internasional terindeks ISI Knowledge (Thompson Reuters dan Scopus). Dimulai dari angkatan 2018 ini, artikel tersebut minimal harus sudah diterima atau accepted, entah dengan catatan major atau minor revision. Jangan sampai sudah sidang, jurnal belum lolos. Sistem DO juga akan dilakukan secara sistem, bukan lagi manual. Syarat ELPT juga masih 475. Akan tetapi, ada syarat baru, yakni mata kuliah Tesis baru bisa dapat nilai A jika mahasiswa yang bersangkutan sudah mempunyai publikasi,” papar Bu Wulan panjang-lebar. Beliau menambahkan lagi, “Intinya, visibility publikasi akan dilihat. Ini juga terkait usaha Unair untuk menaikkan peringkat di QS World University. Jadi, mahasiswa menurut saya adalah backbone atau unsung heroes dari universitas ini, karena mereka yang menghasilkan publikasi.”
Beliau turut pula mempromosikan program Fast Track (S1 dan S2 total 5 tahun di FIB Unair) dan Double Degree ke Hamburg University, Jerman, yang akan dilaksanakan di tahun 2019 nanti. Salah satu mahasiswa baru bertanya mengenai ELPT, dan Bu Wulan menjawab, “ELPT itu TOEFL versi Unair. Untuk syarat kelulusan ini, mahasiswa juga bisa memakai TOEFL ITP. Terakhir, selamat menempuh kehidupan akademik baru. Semoga lancar.” Beliau lantas mempersilahkan Pak Kukuh Yudha Karnanta untuk menerangkan proses sidang tesis yang akan berbeda bagi angkatan 2018 dan seterusnya, oleh karena sidang tesis akan diadakan dalam tiga tahap, yakni Sidang Proposal, Sidang Hasil, dan Sidang Tesis Terbuka. Pak Kukuh menjelaskan seluk-beluk sidang secara singkat sebelum akhirnya menutup dan menyerahkan acara selanjutnya pada Pak Anshori, salah satu staf Sarana dan Prasarana (Sarpras) untuk memberikan tutorial Cyber Campus oleh karena di KSB angkatan 2018, banyak mahasiswa yang berasal dari luar Unair. (ana/kyk)